Jumaat, 27 April 2012

KERATAN AKHBAR

Terdapat banyak isu yang melibatkkan Amerika Syarikat dan  negara-negara Islam.Antaranya ialah:

  1. Viva news

VIVAnews - Sejumlah negara Arab diketahui resah atas program nuklir Iran. Mereka bahkan menganggap Iran sebagai suatu ancaman dan meminta Amerika Serikat (AS) untuk, bila perlu, menyerang Iran.

Demikian menurut laporan rahasia komunikasi diplomatik antara AS dengan sejumlah negara. Laporan itu bocor dan dipublikasikan oleh laman Wikileaks, harian The New York Times dan Guardian, yang akhirnya menyebar ke media massa mancanegara.

Kawat diplomatik itu merupakan laporan para diplomat AS atas sikap pemimpin atau pemerintah sejumlah negara atas berbagai isu dan diberi label "Secret," artinya tidak boleh diketahui publik. Namun, kini laporan itu bocor ke sejumlah media massa.

Salah satu bocoran yang menarik adalah sikap pemimpin sejumlah negara Arab - termasuk Raja Abdullah dari Arab Saudi - yang menginginkan AS agar menyerang Iran untuk mengatasi isu senjata nuklir. Sikap itu berasal dari sejumlah negara Arab yang bersekutu dengan AS.

Guadian mengungkapkan bahwa pimpinan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir, menyebut Iran sebagai "setan," suatu "ancaman yang eksis," dan kekuatan yang "akan membawa kita kepada perang." Kalangan pejabat di Yordania dan Bahrain disebut-sebut secara terbuka meminta program nuklir Iran dihentikan dengan cara apa pun, bila perlu secara militer.

Raja Abdullah bahkan berulangkali mendesak AS agar menyerang Iran untuk menghancurkan fasilitas nuklir, karena dikhawatirkan bisa digunakan menjadi bom atom. Dia "berulangkali meminta AS untuk menyerang Iran agar mengakhiri program senjata nuklirnya," demikian ungkap salah satu kawat diplomatik.

"Dia bilang kepada Anda [Amerika] untuk memotong kepala ular," kata Duta Besar Arab Saudi untuk AS, Adel a-Jubeir. Menurut bocoran dokumen, al-Juberi menulis kalimat itu dalam suatu laporan pertemuan antara Abdullah dengan panglima militer AS di Timur Tengah, Jenderal David Petreaus, pada April 2008.

Laman stasiun televisi CNN turut mengungkapkan laporan komunikasi antara Abdullah dengan pejabat Gedung Putih bidang anti terorisme, John Brennan, serta sejumlah pejabat AS lain pada Maret 2009.

Menurut laporan kawat itu, Abdullah berkata kepada pejabat AS bahwa dia baru saja bercakap-cakap dengan Menteri Luar Negeri Iran, Manouchehr Mottaki. "Kalian bangsa Persia tidak ada urusan turut campur atas masalah Arab," kata Abddullah kepada Mottaki, seperti yang dikutip CNN.

"Tujuan Iran akan menimbulkan masalah," lanjut Abdullah kepada Brennan setelah menirukan percakapannya dengan pejabat Iran itu. "Tidak diragukan ada sesuatu yang tidak stabil dalam hubungan mereka," kata Brennan seperti yang tercatat dalam laporan itu.

Selain itu, juga muncul laporan yang mengungkapkan peringatan dari Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, Februari lalu bahwa bila segala upaya diplomasi gagal, "Kita mengambil risiko atas proliferasi di Timur Tengah, perang yang dipicu Israel, atau keduanya."

Dalam bocoran kawat itu, kepala intelijen militer Israel, Mayor Jenderal Amos Yadlin, tahun lalu mengungkapkan, "Israel tidak berada dalam posisi meremehkan Iran dan terkejut seperti AS pada 11 September 2001."

Ditanya mengenai bocoran data-data itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, PJ Crowley, hanya mengatakan bahwa bukanlah kebijakan AS untuk mengomentarinya.

Namun pengelola Wikileaks, Julian Assange, mengatakan bahwa kekhawatiran itu menandakan bahwa pemerintah AS takut untuk dimintai pertanggungjawaban. Hingga kini, Wikileaks baru mempublikasikan 200 dari 251.287 data yang mereka peroleh dari sumber tertentu.

2) Viva news (Selasa,30 November 2010)

Iran Tuding Israel dan Barat Bunuh Ilmuwan 

VIVAnews - Iran menuding Israel dan negara-negara Barat berada di balik serangan bom yang menewaskan seorang ilmuwan nuklir dan melukai seorang lainnya di Teheran, Senin 29 November 2010.
Iran pun curiga kepada agen-agen Barat yang berupaya mensabotaje jaringan komputer pada fasilitas pengolahan uranium, yang merupakan bahan utama nuklir.

Demikian menurut Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, seperti dikutip kantor berita Associated Press (AP). Dua serangan bom terjadi pada kereta milik masing-masing ilmuwan nuklir Iran ketika sedang berangkat kerja di lokasi yang terpisah.

Kendati penyelidikan masih berlangsung, kecurigaan mengarah kepada Israel dan negara-negara Barat atas insiden, yang Ahmadinejad sebut sebagai pembunuhan. "Tidak diragukan lagi, tangan rezim Zionis dan negara-negara Barat terlibat dalam pembunuhan itu," kata Ahmadinejad.

Juru bicara pemerintah Israel, Mark Regev, menolak untuk memberi komen atas tuduhan Ahmadinejad, sedangkan AS hanya mengencam insiden itu. "Kami mengutuk terorisme, dimana pun berada. Di luar itu, kami tidak punya informasi apapun," kata jurubicara Departemen Luar Negeri AS, PJ Crowley.

Ilmuwan yang tewas bernama Majid Shahriar. Dia terlibat dalam suatu projek utama dengan badan nuklir Iran. Sedangkan ilmuwan yang terluka, Fereidoun Abbasi, masuk dalam daftar tersangka pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas nuklir rahasia berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB 2007.

Sebelum insiden itu, sedikitnya dua ilmuwan nuklir Iran juga dibunuh dalam beberapa tahun terakhir. Satu diantara dua korban itu tewas akibat bom mobil, mirip dengan peristiwa awal pekan ini.

Sementara itu, Ahmadinejad mengakui untuk kali pertama bahwa jaringan komputer program pengolahan uranium Iran mendapat gangguan berupa penyusupan worm bernama Stuxnet. Namun, menurut pejabat Iran, worm telah diketahui dan langsung dinetralisir sebelum menimbulkan kerosakan pada sistem komputer.

Mengenai gangguan itu, Ahmadinejad juga menyalahkan Barat. "Mereka berhasil menciptakan masalah ke sejumlah sentrifugal melalui piranti lunak yang dipasang di perangkat elektronik. Namun [virus] ini sudah ditemukan dan masalah bisa diselesaikan," kata Ahmadinejad.

3) Buku bongkar operasi Israel

 BAITULMAQDIS 17 Dis. - Sebuah buku yang memaparkan kisah sebenar dan menyiarkan koleksi gambar-gambar tentera Israel semasa bertugas di Tebing Barat dan Genting Gaza akan diterbitkan Isnin ini.
Buku berjudul Breaking the Silence itu yang sebahagiannya mengandungi kisah-kisah memalukan, sebahagian lagi sekadar makluman tetapi pengakuan oleh berpuluh-puluh askar Zionis yang bertugas di wilayah Palestin itu di dalam buku itu menunjukkan hakikat sebenar penjajahan Israel ke atas wilayah Palestin itu.
Judul Breaking the Silence menggunakan nama yang sama dengan penerbitnya merakamkan pengakuan sekumpulan anggota tentera tempur veteran Israel dan gambar daripada askar Zionis Israel yang pernah berkhidmat di Tebing Barat dan Genting Gaza.
Ia akan mula dijual pada 21 Disember ini bersempena 10 tahun kebangkitan Intifada kedua Palestin dan diterbitkan dengan tujuan memahami dasar keseluruhan ketenteraan Israel menerusi pengalaman anggota-anggota tenteranya.
"Buku ini mendedahkan pelaksanaan operasi ketenteraan Israel di Tebing Barat dan Genting Gaza serta impaknya ke atas mereka yang tinggal di wilayah itu, sama ada penduduk Palestin, pendatang haram Yahudi dan askar Israel sendiri," demikian pengenalan dalam satu salinan awal yang diterima AFP.
Sasaran jualan adalah kepada penduduk Israel dan cuba menunjukkan polisi sebenar operasi adalah berbentuk serangan termasuk rampasan kawasan, kawalan ketat ke atas penduduk awam Palestin dan mencetuskan ketakutan.
Ia jelas berbeza dengan dakwaan tentera Zionis Israel yang menyatakan bahawa segala tindakan yang diambil pihak tentera Israel adalah berbentuk mempertahankan diri.
"Kami menuntut tentera Israel bertanggungjawab atas tindakan di wilayah Palestin itu yang dilakukan oleh kami dan di atas nama kami," tegas kumpulan itu.
Tentera Israel dalam reaksinya berkata, buku Breaking the Silence memberi pandangan yang tidak adil dan tujuan pendedahan itu dipersoalkan.
Kumpulan tentera itu telah banyak kali diingatkan supaya menyerahkan keterangan dan bukti kepada pihak berkuasa agar penyiasatan penuh dan profesional dapat dijalankan. - AFP


KESIMPULAN : 

Dunia hari ini masih boleh diselamatkan.Hal ini kerana,era pemerintahan George W.Bush telah berakhir dan digantikkan dengan perintahan oleh Barrack Obama.Dengan adanya pemerintahan baru,barat kini belajar untuk melihat tamadun lain dengan penuh hormat.Tapi perlu diingat kepada negara -negara Islam agar  sentiasa berhati - hati,hal ini kerana seperti peribahasa melayu 'air yang  tenang jangan dianggap tiada buaya'.Jadi negara-negara Islam haruslah sentiasa berhati-hati agar perkara-perkara yang lama  tidak berulang lagi.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...